Semantic Gap

Tidak hanya objek yang kompleks (dijelaskan menggunakan standar hypermedia, seperti X3D, SMIL, MPEG7, atau HTML) yang memerlukan struktur, model nonatomic untuk representasi. Bahkan benda dari jenis media yang relatif sederhana, seperti gambar dan video, mungkin perlu sifat lokal yang beragam dan keterkaitan patiotemporal kompleks. Sebagai contoh, sebuah studi eksperimental yang dilakukan oleh H. Nishiyama et al. [1994] menunjukkan bahwa pengguna sedang melihat lukisan atau gambar menggunakan dua pola utama. Pola pertama terdiri dari melihat seluruh gambar kasar, hanya berfokus pada tata letak gambar kepentingan tertentu. Pola kedua terdiri dari berkonsentrasi pada objek tertentu dalam gambar. Dalam arti, kita dapat melihat satu gambar sebagai objek senyawa yang mengandung banyak sub-benda, masing-masing sesuai dengan daerah gambar yang secara visual koheren dan / atau semantik bermakna (misalnya, mobil, manusia), dan hubungan spasial mereka.

Semantic Gap


Setiap objek media dapat dilihat sebagai kumpulan saluran informasi; beberapa saluran informasi tersebut (seperti warna dan bentuk) adalah tingkat rendah (bisa berasal dari objek media), sedangkan yang lain (seperti label semantik melekat pada benda oleh penonton) adalah tingkat yang lebih tinggi (tidak dapat diturunkan dari objek media tanpa pengetahuan eksternal).
Multimedia pemrosesan query biasanya membutuhkan kesenjangan semantik antara apa yang disimpan dalam database dan bagaimana pengguna menafsirkan query dan data yang akan dijembatani melalui siklus umpan balik relevansi. Proses ini sendiri biasanya statistik dan, akibatnya, adanya ketidaktepatan probabilistik dalam hasil.


Referensi: K. Selçuk Candan, Maria Luisa Sapino. Data Management for Multimedia Retrieval. Cambridge Unervisty Press. 2010

Post a Comment

0 Comments